Sebelum kemerdekaan
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan (± 38 km dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi)
RIS
Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST (Negara Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur
kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk
Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat
Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.
Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia.
Negara kesatuan
Akhirnya
Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk
mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk
bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan
hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal
dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembagian Sumatera Timur ke dalam 5 Afdeling
Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas 5 (lima) Afdeling, salah satu di antaranya Deli en Serdang, Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen beribu kota Medan serta terbagi atas 4 (empat) Onderafdeling yaitu Beneden Deli beribu kota Medan, Bovan Deli beribu kota Pancur Batu, Serdang beribu kota Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribu kota Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh Kontrolir.Karesidenan Sumatera Timur
Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam). Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam) Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei / Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibu kota berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibu kota Medan meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang dan BedageiKabupaten Deli dan Serdang
Pada tanggal 14 November 1956. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasikannya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Pertimbangan Daerah (DPD).Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang
Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang adalah tanggal 1 Juli 1946Perpindahan ibu kota
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibu kota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan di daerah inipun telah terjadi beberapa kali.Kabupaten besar sebelumnya
Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu kota Medan yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara, kota Binjai dan kota Tebing Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 km² terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung.Perubahan luas
Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi dan Binjai yang berada didaerah perbatasan pada beberapa waktu yang lalu meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 km².Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibu kota Kabupaten Deli Serdang.
2004
Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh.Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.394,62 km² terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Sumatera Utara.
Pemerintahan
Kecamatan
- Bangun Purba
- Batang Kuis
- Beringin
- Biru-Biru
- Deli Tua
- Galang
- Gunung Meriah
- Hamparan Perak
- Kutalimbaru
- Labuhan Deli
- Lubuk Pakam
- Namo Rambe
- Pagar Merbau
- Pancur Batu
- Pantai Labu
- Patumbak
- Percut Sei Tuan
- Sibolangit
- Sinembah Tanjung Muda Hilir
- Sinembah Tanjung Muda Hulu
- Sunggal
- Tanjung Morawa
No | Gambar | Nama | Awal masa jabatan | Akhir masa jabatan | Wakil | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|---|
1. | M.S. Hamidjojo | 1946 | 1947 | |||
2. | R. Sampurno Kolopaking | 1947 | 1951 | |||
3. | Wan Omaroeddin Baros | 1952 | 1954 | |||
4. | Abdullah Eteng | 1958 | 1963 | |||
5. | Abdul Kadir Kendal | 1963 | 1970 | |||
6. | Baharoeddin Siregar | 1970 | 1978 | |||
7. | Abdul Muis Lubis | 1978 | 1979 | |||
8. | Tenteng Ginting | 1979 | 1984 | |||
9. | H Wasiman | 1984 | 1989 | |||
10. | Ruslan Mansyur | 1989 | 1994 | |||
11. | Maymaran NS | 1994 | 1999 | Rayo Usman Harahap | ||
12. | Abdul Hafid | 1999 | 2004 | Rayo Usman Harahap | ||
13. | Amri Tambunan | 2004 | 2014 | -Yusuf Sembiring -Zainuddin Mars |
Menjabat Dua Periode | |
13. | Ashari Tambunan | 2014 | Petahana | Zainuddin Mars |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar