SEJARAH
Berbaris
pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya
Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah
kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan
melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan, kekompakan, Ketertiban dan
Kesigapan.
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)
PENGERTIAN
Baris
berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin,
patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang
diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh
Sikap lahir yang diperoleh :
|
Sikap bathin yang diperoleh :
|
v Ketegaran
v Ketangkasan
v Kelincahan
v Kerapihan
v Ketertiban
v Kehidmatan
v Kekompakan
v Keseragaman
v Kesigapan
v Keindahan
v Ketanggapan
v Kewajaran tenaga
v Kesopanan
v Ketelitian
|
v Ketenangan
v Ketaatan
v Keikhlasan
v Kesetiakawanan
v Kebersamaan
v Persaudaraan
v Keyakinan
v Keberanian
v Kekuatan
v Kesadaran
v Konsentrasi
v Kebiasaan
v Berani berkorban
v Persatuan
|
INGAT !!! Pelatihan Inti PBB
1. Sikap dan Penampilan
2. Hentakan Kaki
3. Patah – patah
4. Rata – rata Air
5. Irama Langkah
6. Kewajaran Tenaga
7. Konsentrasi
A. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
1) Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
2) Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan
Tujuan dari PBB adalah :
menumbuhkan
sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga
dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas
kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa
tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang
diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa
persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
B. Aba - aba
- Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk di laksanakan secara serentak atau berturut-turut.
- Macam aba-aba
- Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
- Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu-ragu.
- Aba-aba pelaksanaan
1) Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
2) Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
a) GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
b) JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”.
c) MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
C. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar
a) Sikap Sempurna
1. Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
a. Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
b. Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
c. Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak
dinaikan.
d. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak
terpaksa, rapat di paha.
e. Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
f. Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan,bernafas wajar.
b) Istirahat
1. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
2. Pelaksanaan
a. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
b. Kedua
belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan
kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di
lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu
jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
c. Dapat bergerak.
c) Lencang Kanan / Kiri
1. Hanya dalam bentuk bersaf.
2. aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
3. Pelaksanaan
a) Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
b) Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
c) Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya.
d) Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1) Bila
bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan
ke depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat
tangan.
2) Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.
3) Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan.
d) Setengah Lencang Kanan / Kiri
1. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
2. Pelaksanaan
a. Seperti
pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang (
bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di
sebelahnya.
b. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan.
c. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
e) Lencang Depan
1. Hanya dalam bentuk banjar.
2. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
3. Pelaksanaan :
a. Penjuru tetap sikap sempurna.
b. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
c. Lengan
kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas,
mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
d. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.
f) Berhitung
1. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
a. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
c. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
d. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
e. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
g) Perubahan Arah
1. Hadap kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki
kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan /
kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki
kanan / kiri.
2) Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2) Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
3. Balik kanan
a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3) Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.
h) Membuka / Menutup Barisan
1. Buka barisan
a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke samping kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap.
i) Bubar
1. Aba-aba : ” Bubar jalan ”
2. Pelaksanaan :
a. Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM )
b. Setelah
di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua
hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan
bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian
bubar.
j) Berhimpun
1. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
a. Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak tiga langkah
b. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.
k) Berkumpul
1. Berkumpul bersaf
a. Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
b. Pelaksanan :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
2) Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri ( lencang kanan )
3) Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus,memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap sempurna
5) Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.
2. Berkumpul Berbanjar
a. Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b. Pelaksanaan :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
2) Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3) Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
5) Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.
l) Meninggalkan Barisan
1. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
a) Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
b) Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
c) Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2. Bila anggota yang akan minta izin
a) Mengambil sikap sempurna dahulu
b) Mengangkat tangan kirinya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
c) Menyampaikan maksudnya.
d) Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.
E. Gerakan Berjalan Tanpa Senjata
a. Panjang, Tempo Dan Macam Langkah
1. Langkah dapat di bedakan sbb :
Macam Langkah Panjang Tempo
a. Langkah biasa 70 cm 96 menit
b. Langkah tegap 70 cm 96 menit
c. Langkah perlahan 40 cm 30 menit
d. Langkah ke samping 40 cm 70 menit
e. Langkah ke belakang 40 cm 70 menit
f. Langkah ke depan 60 cm 70 menit
g. Langkah di waktu lari 80 cm 165 menit
2. Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit
b. Maju Jalan
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Maju Jalan ”
b. Pelakasanaan :
1) Kaki
kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan
tanah setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak
setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2) Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90o lengan kiri 30o
3) Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan 45o dan ke belakang 300
4) Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.
c. Langkah Biasa
1) Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
2) Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di seret ).
3) Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
4) Langkah kaki seperti jalan biasa.
5) Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
6) Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
7) Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
d. Langkah Tegap
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2) Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat tinggi.
3) Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari lurus dan rapat.
4) Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.
2. Dari Langkah Biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ”
b. Pelaksanaan :
ü Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah
ü Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan hentakan kaki.
3. Kembali ke langkah biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ”
b. Pelaksanaan :
ü Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah.
ü Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali menggenggam.
Catatan : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah.
e. Langkah Perlahan
1. Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.
a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki
kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul
dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah
mata kaki kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
2) Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.
2. Berhenti dari langkah perlahan
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna.
f. Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan
1. Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan – JALAN
2. Pelaksanaan :
ü Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan / kedepan sepanjang / sesuai ketentuan.
ü Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan / kiri.
ü Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang.
ü Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah.
ü Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan langkah tegap.
g. Langkah di Waktu Lari
1. Dari sikap sempurna :
a. Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Pada
aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan lemas di letakan di
pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua
siku sedikit ke belakang.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki setengah langkah dan selanjutnya lari menurut panjang langkah.
2. Dari Langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Lari – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
3. Kembali ke langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Langkah biasa – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Di
berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah
kemudian berjalan biasa, di mulai dengan kaki kiri di hentakan,
bersamaan dengan itu kedua lengan di lenggangakan.
4. Berhenti dari berlari
a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Di
berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga
Langkah, selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan, kembali
bersikap sempurna.
h. Ganti Langkah
1. Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ”
2. Pelaksanaan :
a) Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.
b) Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
c) Ujung kaki kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan tumit kaki sebelahnya.
d) Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di paha.
e) Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
f) Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.
i. Jalan di Tempat
1. Dari sikap sempurna :
a. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
ü Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga paha rata-rata.
ü Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
ü Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan pada badan ( tidak melenggang )
2. Dari Langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah kemudian jalan di tempat.
3. Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa :
a. Aba-aba ; ” Maju – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Di
berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah dan
mulai berjalan dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah ke depan.
4. Dari Jalan di Tempat ke Berhenti :
a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan.
J. Berhenti
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan.
k. Hormat Kanan / Kiri
1. Gerakan Hormat kanan / kiri
a. Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap.
2) Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah
3) langkah berikutnya di hentakan.
4) Bersamaan
dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis ( PPM ) kepala di
palingkan dan pandangan mata di arahkan kepada yang di beri hormat
sampai 450 hingga ada aba-aba ”Tegak gerak ”
5) Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah.
6) Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu menyampaikan penghormatan.
2. Gerakan Selesai Menghormat :
a. Aba-aba : ” Tegak - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu langkah, langkah berikutnya di hentakan.
Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali melenggang, pandangan kembali kedepan.
l. Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan :
a. Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ” Maju - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Membuat gerakan hadap kanan / kiri.
2) Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan
a. aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri
2. Gerakan selanjutnya sama sepetri diatas
3. Balik Kanan Maju Jalan
a. Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Membuat gerakan balik Kanan
2. Gerakan selanjutnya sama seperti di atas.
4. Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan :
a. Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu.
2. Anggota lainnya mengikuti.
j. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan.
3. Ke Balik kanan maju jalan.
a. Aba-aba disesuaikan
b. Pelaksanaan :
ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap serong kanan / kiri, balik kanan / kiri.
ü Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan, tetapi dilangkahkan.
4. Ke Belok Kanan / Kiri
a. Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
ü Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah yang baru.
ü Anggota lainnya mengikuti.
Catatan :
1. a. Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri – jalan.
2. a. Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan / kiri - JALAN”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan / kiri, pada tempat dimana aba- aba di berikan.
ü Perubahan arah 1800.
k. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti
1. Ke hadap kanan / kiri berhenti
2. Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
3. Ke balik kanan berhenti
a. Aba-aba + Hadap kanan / kiri – henti GERAK
+ Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
+ Balik kanan henti – GERAK
b. Pelaksanaan :
ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu tanah.
ü Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan.
ü Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap sempurna.
l. Haluan Kanan / Kiri
Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan merubah arah secara perlahan-lahan sampai 900.
ü Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga merubah arah 900, kemudian berjalan di tempat.
ü Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ” LURUS ”.
ü Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak .
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Gerakan seperti tersebut di atas
ü Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di berikan Komandan ).
3. Berjalan ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”.
ü Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ”
4. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”.
ü Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ”
ü Seluruhnya melaksanakan berjalan.
m. Melintang Kanan / Kiri
Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan arah tetap.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian barisan mebuat gerakan Haluan kiri / kanan.
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri kemudian barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri.
ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
3. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan.
ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
4. Berhenti ke Berhenti
a. aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan.
Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna
F. Tata Taca Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris.
Pelaksanaan kegiatan baris-berbaris atau (PBB) dalam kepramukaan dapat juga menggunakan tongkat pramuka. Baris-berbaris dengan menggunakan tongkat ini memiliki tata cara dan pedoman tersendiri yang telah diatur oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Secara garis besar, ketentuan tentang tata cara dan sikap pramuka saat membawa tongkat dapat dikelompokkan dalam :
Sikap Saat Akan Melakukan Gerakan
Saat akan melaksanakan suatu gerakan dalam PBB seperti akan hadap kanan, hadap kiri, balik kanan, tata cara menggunakan tongkat yang benar adalah :
Salam biasa adalah salam pramuka atau penghormatan yang diberikan kepada sesama pramuka maupun kakak pembina baik di luar upacara maupun saat upacara. Saat memberikan salam biasa, penggunaan tongkat yang benar adalah :
F. Tata Taca Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris.
Pelaksanaan kegiatan baris-berbaris atau (PBB) dalam kepramukaan dapat juga menggunakan tongkat pramuka. Baris-berbaris dengan menggunakan tongkat ini memiliki tata cara dan pedoman tersendiri yang telah diatur oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Secara garis besar, ketentuan tentang tata cara dan sikap pramuka saat membawa tongkat dapat dikelompokkan dalam :
- Penggunaan tongkat saat Sikap Sempurna (siap)
- Penggunaan tongkat saat akan melakukan gerakan
- Penggunaan tongkat saat memberi salam biasa
- Penggunaan tongkat saat memberi salam hormat dan salam janji
- Penggunaan tongkat saat melaksanakan gerakan maju jalan atau lari jalan
- Penggunaan tongkat saat sedang berjalan atau lari mengikuti aba-aba
- Penggunaan tongkat saat istirahat di tempat
- Penggunaan tongkat saat lencang kanan
- Cara membawa tongkat Pramuka tanpa mengikuti aba-aba berbaris
Berikut adalah penjelasan dan gambar tentang tata cara dan sikap seorang pramuka dalam membawa tongkat pada masing-masing sikap.
Sikap Sempurna (siap)
Saat melakukan sikap sempurna, tata cara menggunakan tongkat yang benar adalah :
Sikap Sempurna (siap)
Saat melakukan sikap sempurna, tata cara menggunakan tongkat yang benar adalah :
- Tongkat dipegang dengan menggunakan jari jempol dan telunjuk tangan kanan (seperti memegang pensil waktu akan menulis)
- Tangan lurus ke bawah
- Tongkat berdiri tegak lurus di atas tanah tepat di samping kanan sepatu sebalah kanan.
Sikap Saat Akan Melakukan Gerakan
Saat akan melaksanakan suatu gerakan dalam PBB seperti akan hadap kanan, hadap kiri, balik kanan, tata cara menggunakan tongkat yang benar adalah :
- Dari sikap sempurna, tongkat digenggam dan diangkat lurus ke atas, dengan posisi tangan setinggi ikat pinggang.
- Melaksanakan gerakan PBB sebagaimana diperintahkan, seperti hadap kanan atau hadap kiri.
Salam biasa adalah salam pramuka atau penghormatan yang diberikan kepada sesama pramuka maupun kakak pembina baik di luar upacara maupun saat upacara. Saat memberikan salam biasa, penggunaan tongkat yang benar adalah :
- Dari sikap sempurna, tongkat digenggam dan diangkat lurus ke atas, dengan posisi tangan kanan setinggi ikat pinggang.
- Tangan kiri dibuka, diletakkan rata di depan dada dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Ujung ibu jari tangan kiri menyentuh tongkat.
- Pandangan mata lurus melihat ke arah yang diberi salam.
Salam hormat adalah salam atau penghormatan yang diberikan kepada bendera merah putih saat dikibarkan; lagu Indonesia Raya saat dikumandangkan; kepala dan wakil kepala negara, para duta negara, panglima tinggi, para menteri, dan pejabat lainnya; jenazah yang sedang diusung atau dikuburkan; saat memasuki makam pahlawan. Sedangkan salam janji adalah salam atau penghormatan yang dilakukan saat pengucapan Satya Pramuka (Trisatya atau Dwisatya). Saat memberikan salam hormat dan janji, penggunaan tongkat yang benar adalah :
- Tongkat pindah digenggam dengan tangan kiri (ibu jari dengan keempat jari lainnya), dengan posisi tongkat miring (bagian bawah di sisi kanan tubuh sedangkan bagian atas di sisi kiri tubuh) di depan dada.
- Tangan kanan memberi salam hormat, yaitu diangkat pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring, terbuka, punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.
Saat melaksanakan gerakan maju jalan atau lari jalan, tata cara menggunakan tongkat yang benar adalah :
- Tongkat digenggam dengan kedua tangan, tongkat di depan dada, posisi tongkat miring ke depan dengan bagian kiri di atas.
- Posisi tangan kanan setinggi pinggang sebelah kanan, sedangkan tangan kiri di depan dada sebelah kiri.
Saat pramuka sedang berjalan atau berlari dengan membawa tongkat, tata cara menggunakan tongkat seperti saat akan melaksanakan gerakan maju jalan atau lari jalan.
Sikap Istirahat di Tempat
Saat melaksanakan aba-aba istirahat di tempat, sikap dan tata cara penggunaan tongkat pramuka adalah sebagai berikut :
- Kaki kiri membuka satu langkah ke kiri.
- Tangan kanan memegang tongkat setinggi pinggang.
- Tongkat diserongkan ke arah kanan agak depan dengan ujung atas menjauhi tubuh dan ujung bawah di samping kiri sepatu kiri.
- Tangan kiri bebas atas diletakkan di belakang pinggang.
Sikap Lencang Kanan
Saat melaksanakan aba-aba lencang kanan, sikap dan tata cara penggunaan tongkat pramuka adalah sebagai berikut :
- Tongkat pindah digenggam dengan tangan kiri (ibu jari dengan keempat jari lainnya) di depan dada.
- Posisi tongkat miring (bagian bawah di sisi kanan tubuh sedangkan bagian atas di sisi kiri tubuh) di depan dada.
- Tangan kanan mengambil jarak satu lengan, dengan menggapai dan menyentuh bahu kiri kanan di sedelahnya
- Pandangan melihat ke kanan dan meluruskan.
- Disandang seperti sikap membawa tongkat saat sedang berjalan atau berlari,
- Dipanggul di pundak sebelah kiri dan ujung bawah tongkat di pegang tangan kiri.
- Dibawa dengan diikat tali kemudian disandang di bahu.
Itulah berbagai sikap cara menggunakan tongkat pramuka saat
baris-berbaris sebagaimana diatur dalam pedoman penggunaan tongkat
pramuka dalam baris-berbaris yang dikeluarkan oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar