Minggu, 05 Maret 2017

Dendam...???

Bicara tentang dendam, maka kita sedang bicara tentang suatu frase rasa dimana kita berkeinginan untuk menentang dan menolak kenyataan yang tidak kita sukai dan berhasrat untuk menyalahkan orang lain bahkan membuat orang tersebut turut menderita atas kenyataan tersebut.

Didalam dendam itu ada berdiam rasa iri dengki, kebencian, dan sisi gelap yang teramat sangat sehingga mampu membutakan akal pikiran serta hati nurani seseorang. Dendam kerap bersembunyi pula dengan menyamarkan diri sebagai upaya mencari keadilan. Parahnya lagi terkadang penyamaran tadi tidak dikenali oleh manusia.

Keadilan dan dendam ibarat 2 sisi koin yang dari jauh tak dapat dilihat sisi mana yang sedang diperlihatkan.
Blogger tidak berani mengupas dendam dari pandangan sisi keagamaan karna pasti ada pro kontra background sosial nantinya.

Dendam sering di-antonim-kan dengan kata "Maaf dan Pengampunan" 

Satu hal yang dicari seseorang saat dirinya menyimpan dendam adalah kepuasan diri. Kepuasan yang dilandasi oleh penuntasan dendam ibarat jerami tajam yang menusuk hati. Bahkan bila anda sudah menuntaskan dendam itu, anda tidak bisa merasa nikmat dihati. Hidup dan perasaan kita akan serasa minyak dan air yang tidak bisa menyatu. 

Bagaimana membedakan antara keadilan dengan dendam tadi???

Keadilan dan dendam memiliki tujuan/hasrat yang berbeda. Keadilan bertujuan menyelesaikan masalah, memulihkan keadaan dan mencegah perselisihan itu ter-ulang kembali. Bandingkan dengan dendam yang tujuannya menghancurkan 1 sisi saja namun berujung dengan kehancuran di-kedua sisi.

Saat tujuannya adalah keadilan maka setelah keadaan pulih kita merasa aman namun saat tujuannya dendam maka keadaan akan menjadi merisaukan dan keadaan tidak akan pernah pulih. Dendam itu seperti rantai yang tidak memiliki ujung. Kita tidak akan pernah puas bahkan menimbulkan dendam-dendam baru di 2 sisi yang berbeda bahkan buruknya lagi kadang pihak lain bisa turut masuk dalam dendam itu. Bila sudah begini kita tidak hanya berhadapan dengan 1 musuh saja bahkan kian bertambah saja fase ke fase berikutnya.

Ketika kita dihadapkan antara memaafkan atau melanjutkan dendam tadi secara teori kebaikan dan agama tentu jawaban-nya adalah "maafkan" namun sisi ini kerap menjadi pilihan tidak ideal semua orang. Kebanyakkan dari kita akan terus memilih jalan dendam tadi sebagai jalan hidup kita dan terus mencari berbagai jurus jitu melakukannya, saya berikan 1 trik saja apa itu???

Saat 2 sisi sudah mencapai titik klimaks dendam dan kebencian tadi lakukanlah antiklimaks...!!! Maksudnya apa ??? Lakukan hal baik sebaik-baiknya pada musuh anda hingga ia terheran-heran dan tidak mampu menerima kenyataan yang terjadi. Anda pasti berpikir itu trik bodoh namun apa yang katakan adalah suatu senjata penghancur yang paling memuaskan hati. Ada suatu pepatah yang mengatakan "Musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri" yah itu benar setiap manusia tidak mampu mengatasi hati-nya sendiri. Syarat dari trik ini adalah lakukan tanpa sandiwara sedikitpun. Mengapa??? Kita sedang mengundang rasa penyesalan di dalam diri musuh kita tentu untuk menguatkan rasa itu kita perlu rasa tulus berbuat baik padanya. Saat seseorang sudah diselimuti rasa menyesal maka ia cenderung lemah dan kehilangan dukungan (luar-dalam). Setiap manusia memiliki hati nurani yang baik namun tercemari oleh keadaan. Saat hati yang tercemar tadi sudah sedikit lebih bersih maka ia akan lebih mudah mengenali kesalahan yang telah ia lakukan dan lebih mudah pula meraih kepuasan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar